headerphoto

10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 1

10 patokan rumah ekologis merupakan prinsip dasar dalam perencanaan rumah sehat yang berkesinambungan serta pembangunan berkelanjutan di daerah tropis. Patokan tersebut didasarkan pada dua seminar dan lokakarya internasional tentang arsitektur ekologis dan lingkungan di daerah tropis pada tahun 2000 dan 2005, serta 25 asas tentang Baubiologie (lihat: Schneider, Anton. Gesünder Wohnen durch biologisches Bauen. Neubeuren 1982).

Dalam rangka menuju masa depan yang terpelihara dan alam lestari, maka planet bumi ini harus dirawat dengan lebih seksama, dan rumah yang dibangun seharusnya ekologis. Kebutuhan atas perkembangan berkelanjutan belum pernah se penting seperti sekarang. Pengaruh perabadan manusia cenderung merusak lingkungan sebagai dasar kehidupannya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, tim dari lembaga pendidikan lingkungan, manusia, dan bangunan menyusun 10 patokan ini sebagai standar rumah ekologis yang sehat.

1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau
Kualitas taman dan hutan kota yang luasnya minimal 20% dari wilayah kota, dengan jarak dari perumahan sebaiknya tidak melebihi 300 m, serta utilitas dan banyaknya taman merupakan tujuan pokok tata kota kontemporer. Alun-alun sebagai taman/ hutan kota merupakan ruang beraneka-ragam yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan dalam kota. Letak dan pengaturan penghijauan dalam tata-kota menentukan ciri-khas kota tersebut. Di wilayah kota lama sering terjadi kekurangan lahan hijau seperti jaringan penghubung (biotop interconnection) dengan penghijauan berbentuk bahu jalan yang ditanami dengan pohon peneduh dan semak belukar.

Penghijauan di lingkungan kota akan meningkatkan kualitas kehidupan dalam kota dengan produksi oksigennya yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara, serta meningkatkan kualitas iklim mikro. Air hujan yang turun diserap oleh tanah, dan kemudian menguap kembali, dengan demikian, tanaman ikut mengelola air hujan dan melindungi lereng gunung terhadap tanah longsor.

2. Memilih tapak bangunan yang bebas gangguan geo-biologis
Pengembangan dalam ilmu pengetahuan alam dan ilmu nuklir menghasilkan pengertian baru, bahwa, selain yang bersifat nyata, ada juga yang bersifat mental (imaterial). Planck, Heisenberg, Lovelock, dan peneliti yang lain membuktikan bahwa setiap materi juga mengandung semacam kesadaran. Manusia merupakan penengah di antara akal dan materi, karena ia menjadi satu-satunya makhluk yang memiliki badan material dan kerohanian. Dengan demikian manusia juga selalu mampu berkomunikasi dengan benda-benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancainderanya.

Bumi kita terkelilingi oleh pengaruh gaya yang terbentuk dan teratur secara geometris. Gaya misterius tersebut menjelma menjadi ruang hidup berkisi-kisi yang dapat kita rasakan.

Jaringan garis-garis yang berkisi-kisi ini sangat teratur secara tata jenjang yang berarti garis-garis tersebut berbeda dalam mutu, radiasi, kelompok, dan garis tengahnya sebagai berikut:
- Jaringan Hartmann (ditemukan oleh dr. Ernst Hartman pada tahun 1951)
Jaringan Hartmann Jaringan Curry Jaringan Harmann dan Curry yang saling melingkupi
- Aliran air di bawah tanah membangkitkan medan elektromagnetis karena muatan listrik yang berbeda pada molekul air dan molekul tanah.
- Patahan dan dislokasi geologis adalah dislokasi dalam kerak bumi ke arah horizontal maupun vertikal yang mengakibatkan perubahan radiasi teristis. Biasanya patahan atau dislokasi geologis memiliki radioaktivitas (radiasi _) lebih tinggi. Jika dalam dislokasi geologis tersebut terjadi aliran air maka timbul juga medan elektromagnetis.
- Medan listrik buatan terdapat dimana ada kabel listrik yang disambung dengan pembangkit listrik, tetapi tidak disambung dengan pemakai (lampu dsb.). Medan listrik dapat dibuktikan sampai dengan jarak 18.0 m dari kabel tersebut, walaupun tidak ada listrik yang mengalir, medan listrik masih ada.
- Medan magnetis buatan terjadi sesudah pemakai tersebut disambung (misalnya, lampu menyala). Sekarang listrik mengalir dalam kabel satu dari pembangkit ke arah pemakai dan dalam kabel kedua kembali dari pemakai ke pembangkit. Medan magnetis pada kabel listrik biasa dapat dibuktikan hanya pada jarak sekitar 1.0 m, akan tetapi setiap kumparan dalam peralatan listrik mengakibatkan medan magnetis yang kuat. Listrik yang mengalir mengakibatkan medan magnetis.
- Medan magnetis buatan statis akan timbul dalam hubungan dengan bahan sintetik seperti kain, pelapis lantai vinil, mebel (spring bed) atau korden yang menghasilkan tegangan. Kemudian oleh muatan listrik yang dipisahkan dalam bahan sintetik tersebut maka berakibat ada sentakan listrik pada saat memegang bahan logam seperti pegangan pintu dan sebagainya. Oleh karena akibat konsentrasi ion dalam udara rendah, maka akan berakibat mempengaruhi kesehatan manusia secara negatif.

Guna menghindari pengaruh negatif oleh radiasi technik tersebut di atas, maka di dalam rumah sehat sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut:
- sejauh mungkin menggunakan lampu pijar daripada tabung fluoresensi
- semua instalasi listrik dilengkapi tiga kawat (pembawa arus, netral, pembumian)
- menghindari penggunaan spring bed karena per baja dapat menyalurkan medan elektromagnetis kepada orang yang tidur di atasnya
- mencabut steker semua alat listrik pada stopkontak, menghindari keadaan standby
- memilih monitor LCD sebagai layar computer/tv
- menghalangi anak dan remaja menggunakan telefon genggam (hand phone), juga orang dewasa sebaiknya menggunakannya sesedikit mungkin.

3. Menggunakan bahan bangunan alamiah
Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macammacam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan.

Ilmu bahan bangunan biasanya menggolongkan bahan bangunan sebagai berikut:
Golongan Bahan bangunan alam anorganik & organik
Bahan bangunan buatan
Bahan bangunan logam

Bahan bangunan alam yang radisional seperti batu alam, kayu, bambu, tanah liat, dan sebagainya tidak mengandung zat kimia yang mengganggu kesehatan. Lain halnya dengan bahan bangunan modern seperti tegel keramik, pipa plastik, cat-cat yang beraneka macam warnanya, perekat, dan sebagainya. Siapa yang mengetahui proses pembuatan dan campuran bahan mentahnya?

Karena klasifikasi bahan bangunan tradisional kurang memperhatikan tingkat teknolgi dan keadaan entropinya, serta pengaruhnya atas ekologi dan kesehatan manusia, maka lebih baik bahan bangunan digolongkan menurut penggunaan bahan mentah dan tingkat transformasinya sebagai berikut.
Klasifikasi bahan secara ekologis
- Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali, contoh kayu, bambu, rotan, rumbia, serabut kelapa,ijuk, kulit kayu, kapas, kapok, wol
- Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali, contoh tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur, batu kali, batu alam
- Bahan bangunan buatan yang dapat didaur ulang, contoh limbah, potongan, sampah, ampas, bahan bungkusan (kaleng, botol), mobil bekas
- Bahan bangunan yang mengalami perubahan transformasi sederhana, contoh batu merah, conblock, batako, genting, bis beton, semen, beton tanpa tulangan
- Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat perubahan transformasi, contoh plastik, damar epoksi, produk petrokimia yang lain
- Bahan bangunan komposit beton bertulang, contoh pelat serat semen, cat kimia, perekat

0 comments:

Post a Comment