headerphoto

10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 3

8. Mempertimbangkan bentuk/proporsi ruang berdasarkan aturan harmonis
Pengertian proporsi adalah masalah yang selalu dipersoalkan dalam perencanaan arsitektur sebagai prinsip keselarasan dan estetika. Proporsi dan keselarasan (harmoni) bersama-sama dapat menentukan bentuk arsitektur. Oleh karena itu, semua buku arsitektur kuno mengandung ilmu proporsi. Pengertian proporsi dapat dianggap dalam bentuk proporsi bidang maupun bentuk proporsi ruang seperti sudah ditentukan oleh Pythagoras dan penganutnya.
Musik mulai menjelma sebagai tegangan di antara yang dapat didengar dan yang tidak dapat didengar. Pythagoras membayangkan bahwa pola nada mirip dengan bentuk ruang (proporsi). Berdasarkan kenyataan tersebut, dimensi yang dapat diukur dan yang dapat dilihat dapat diperbandingkan dengan nada (lihat: van der Maas, Jan. Das Monochord. Bern 1985, hlm. 6-8). Dengan begitu orang dapat 'mendengar' arsitektur, karena proporsinya dapat dimainkan pada alat musik monochord.
Menurut Pythagoras arsitektur merupakan 'musik yang beku', sedangkan J.W. von Goethe menyebutnya 'seni musik yang didiamkan'. Seorang arsitek bekerja di antara yang dapat didengar dan yang dapat dilihat, sebagai penterjemah pola audio kepada pola visual. Dengan begitu nada menjadi lagu.
Alat musik yang kuno dan paling sederhana yang telah digunakan oleh Pythagoras adalah monochord, dengan satu atau beberapa senar yang sama panjangnya. Agar panjangnya senar dapat diatur, digunakan penyangga bergerak.
Akibat pertimbangan harmonikal tersebut memungkinkan para arsitek dan pemberi tugas dapat menilai apakah perencanaan desain sesuai dengan imaginasi calon penghuni dan jiwanya. Proporsi sebuah rumah, ruang, pintu dan jendela maupun perabot dapat dibunyikan pada monochord. Jika nada/lagu berbunyi enak untuk seseorang, maka ia akan merasa senang di dalam ruang tersebut, akan tetapi, jika nada/lagu berbunyi jelek, maka penghuni akan merasa tidak nyaman.
Hubungan antara arsitektur dan musik atau arsitektur yang memperhatikan proporsi dan jarak antara nada disebut arsitektur harmonikal. Perencanaan menurut arsitektur harmonikal tersebut dapat dimainkan dengan alat musik sebelum dibangun.

9. Menjamin bahwa bangunan yang direncanakan tidak mencemari lingkungan maupun membutuhkan energi yang berlebihan
Seperti telah diuraikan, bahan bangunan selalu membutuhkan sumber alam dan energi tidak terbarukan. Oleh karena itu bahan bangunan harus dipilih dengan saksama dan kebutuhan energi tersebut, kerusakan yang eksploitasinya berakibat pada alam, pembuangan yang mencemari tanah, serta rantai bahan secara holistis harus dipertimbangkan.

Masalah padatnya penduduk dan ketidakpedulian terhadap lingkungan alam mengakibatkan kemerosotan dan kerusakan lingkungan alam kita yang makin parah. Berhubungan dengan butir-butir di atas yang sudah diuraikan, maka para perencana harus bertanggungjawab terhadap kerusakan alam baik oleh kegiatan pembangunan maupun oleh penggunaan energi yang tidak dapat diperbarui.

Kebebasan untuk memilih dan tugas untuk merawat dunia ini dengan penuh rasa tanggungjawab dan secara berkesinambungan adalah dasar etika lingkungan. Selama agama-agama belum mampu atau enggan memikul tanggungjawab etika lingkungan, maka etika lingkungan merupakan tuntutan umum. Etika lingkungan dapat dituangkan dalam satu kalimat saja (lihat: Ruh, Hans. Vote of thanks for the 'Binding Award for Nature and Environmental Conservation in Europe'. Vaduz 1991), akan tetapi perekayasaannya amat berat:
Setiap manusia berhak untuk melakukan apa saja yang diinginkan, selama
- ia mengizinkan hal yang sama kepada semua orang lain, dan
- ia memungkinkan hal yang sama kepada semua generasi yang akan datang.
Memikirkan etika lingkungan secara mendalam, misalnya pada contoh mobilitas, makin jelas bahwa arah yang telah kita tempuh merupakan jalan buntu karena penyediaan kendaraan bermotor bagi semua penduduk dunia masa kini merusak lingkungan seketika. Kita harus mengubah pikiran!

10. Menjamin bahwa pembangunan berkelanjutan dapat diterapkan secara luas sehingga tidak mengakibatkan efek samping yang merugikan
Pembangunan berkelanjutan tercapai dengan perhatian pada sembilan patokan rumah ekologis sebagai rumah sehat tersebut di atas. Dengan perhatian khusus pada etika lingkungan masalah efek samping yang merugikan tetangga atau manusia yang lain dapat dihindarkan.

Jejak ekologis dari semua penduduk bumi pada saat ini mencapai 2.2 hektar, sedangkan luasnya lahan subur di dunia mencapai 1.8 hektar per orang. Hal ini berarti bahwa cara kehidupan masa kini telah melebihi kemampuan bumi dan mengancam keberlanjutan kehidupan pada planet ini.

Mempertimbangkan etika lingkungan dan jejak ekologis menggambarkan tanggung jawab kita sebagai arsitek dan perencana. Membangun secara ekologis dan sehat akan menarik perhatian orang yang mengaguminya dan mulai meniru pada semua lapisan masyarakat.
READ MORE - 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 3

10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 2

4. Menggunakan ventilasi alam untuk menyejukkan udara dalam bangunan
Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup di antara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditempatkan di antara lintasan matahari dan angin. Sebagai kompromi letak gedung berarah antara timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang sehingga menguntungkan bagi penerapan ventilasi silang.
Letak gedung terhadap sinar matahari yang paling menguntungkan bila memilih arah dari timur ke barat
Letak gedung terhadap arah angin yang paling menguntungkan bila memilihi arah tegak lurus terhadap arah angin itu

Ruang di sekitar bangunan sebaiknya dilengkapi pohon peneduh tanpa mengganggu gerak udara.

Pembentukan gedung memanfaatkan segala sesuatu yang dapat menurunkan suhu dan perlindungan terhadap sinar panas matahari sehingga ruang di dalamnya menjadi nyaman. Gedung sebaiknya dilengkapi dengan atap sengkuap yang luas dan tingginya tidak melebihi 3 lantai agar tidak merugikan gedung tetangga.
Pada organisasi denah perlu diperhatikan, bahwa ruang-ruang tidak selalu dapat diatur secara optimal, sehingga harus diperhatikan juga orientasi jendela terhadap matahari (kamar tidur tidak menghadap be barat). Ruang yang mengakibatkan tambahan panas (dapur) sebaiknya dipisahkan sedikit dari rumah. Ruang yang menambah kelembapan (kamar mandi, ruang cuci) harus direncanakan dengan penyegaran udara yang baik dan pertukaran udara yang tinggi sehingga tidak akan tumbuh cendawan kelabu.

Atap sebaiknya berbentuk pelana sederhana (tanpa jurai luar dan dalam) sehingga mudah dibuat rapat air hujan dengan atap sengkuap yang luas. Atap yang paling bagus menahan panas adalah atap dengan ruang atap yang penghawaannya berfungsi baik, atau atap bertanaman yang dapat meresapkan air hujan maupun mengatur iklim ruang dalam.
Atap pelana dengan langit-langit Atap pelana dengan langit-langit Atap pelana bertanaman tanpa rudatar dan ruang atap berventilasi miring dan celah kasau berventilasi ang atap dan celah berventilasi

5. Memilih lapisan permukaan dinding dan langit-langit ruang yang mampu mengalirkan uap air
Hampir setiap bahan bangunan dapat menyalurkan dan menyimpan kelembapan dalam bentuk air maupun uap. Kemampuan ini tergantung terutama pada struktur pori-pori (jenis, bentuk, dan ukuran pori tersebut). Selanjutnya harus dibedakan antara bahan bangunan yang mengisap air (higroskopis) dan yang menolak air.

Makin kecil pori-pori bahan bangunan makin besar daya mengisap air, dan makin besar pori-pori makin mudah dapat diisi dengan air. Hal ini berarti bahwa air bisa masuk ke dalam bahan bangunan melalui gravitasi (misalnya oleh atap yang bocor), oleh tekanan angin (misalnya pada tepi dinding atau atap yang terekena angin kencang), oleh kapilaritas (pada retak plesteran dinding atau kelembapan tanah yang melalui trasraam yang tidak kedap air).

Bahan bangunan yang higroskopis (misalnya batu merah) kadang-kadang dapat mengikat banyak air. Satu m2 dinding batu merah yang diplester kedua sisinya mengikat rata-rata 66 liter air!

Jumlah air yang digunakan untuk membangun sebuah rumah biasa (seluas 36 m2) ialah sekitar 28'000 liter yang harus menguap sebelum rumah tersebut dapat dianggap kering dan sehat untuk dihuni. Waktu penguapan air tersebut tergantung pada cara membangun, iklim, ventilasi, dan kelembapan udara setempat. Sebagai angka perkiraan dasar dapat dianggap akan dibutuhkan waktu selama 4 bulan.

Kelebihan kelembapan apapun dalam iklim tropis lembap, akan menumbuhkan cendawan kelabu (aspergillus) yang mempengaruhi kesehatan penghuni karena mengakibatkan alergi bronkitis dan asma.

6. Menghindari kelembapan tanah yang naik ke dalam konstruksi bangunan dan memajukan sistem bangunan kering
Kelembapan tanah yang naik ke dalam konstruksi bangunan merupakan permasalahan besar di Indonesia dengan iklim tropis lembapnya, karena lapisan yang kedap air tidak ada. Sebaiknya lapisan kedap air diletakkan di antara sloof dan kaki dinding (trasraam) sebagai berikut:
- Trasraam lapisan aspal (atau kertas aspal) dapat digunakan di atas sloof beton bertulang (sloof harus kering, berumur minimum 14 hari) atau dibawah sloof konstruksi kayu (di atas lapisan mortar yang datar dan yang menutupi fondasi batu kali). Lapisan aspal setebal ± 2 mm, dapat dibuat dengan cara mengecat 2-3 kali dengan aspal panas (yang cair).
- Karet trasraam (lembaran dari karet atau PE) dipotong sesuai dengan lebar sloof dan dipasang diatas sloof tersebut. Setiap sambungan karet trasraam harus tumpang tindih minimum 10 cm. Pada angker dan sambungan tulangan kolom praktis, karet trasraam harus dilubangi sesuai dengan garis tengah besi angkur sehingga lapisan tetap kedap air.
- Trasraam seng papak. Seng yang dipilih adalah seng yang tahan karat, misalnya seng galvanisir dengan tebal (minimum BWG 24) sehingga juga mempunyai keuntungan mencegah rayap.

Kelembapan tanah yang naik juga mengakibatkan masalah pada lapisan dinding. Lapisan dengan cat dapat menimbulkan kesulitan yang mirip dengan plesteran dinding yang kedap air. Jika trasraam tidak kedap maka kelembapan naik sampai kuda-kuda atap. Cat sintetik bersifat agak kedap air dan memungkinkan saluran air sebanyak 2-9 g/m2h saja, sedangkan cat perekat atau cat kapur mengizinkan 15-17 g/m2h tembus.

7. Mempertimbangkan kesinambungan pada struktur dan masa pakai bagian gedung yang menerima beban dan yang membagi saja
Hubungan antara masa pakai bahan bangunan dan struktur bangunan akan mempengaruhi pilihan struktur dan penggunaan bahan bangunan. Bahan bangunan apapun yang dipilih sebagai bagian struktur (sebaiknya tahan minimal 60 tahun), bagian sekunder, atau bagian perlengkapan/utilitas yang tahan hanya sekitar 5-20 tahun selalu harus dipertimbangkan masa pakainya (life span). Desain struktur yang berkesinambungan (lihat: Steiger, Peter. Bauen mit dem Sonnen-Zeit-Mass.
Karlsruhe 1988. hlm. 17+35) selalu mempertimbangkan masa pakai dan masalah perawatan.

Penggantian bagian bangunan yang aus membutuhkan bahan baku dan energi yang sebenarnya dapat dihemat baik secara ekonomis maupun ekologis. Penggantian tersebut selalu harus dapat dilakukan tanpa merugikan bagian bangunan yang lain.
Pada setiap penggunaan bahan bangunan harus dipertimbangkan ciri khas berikut:
- kemampuan tahan lama bagian bangunan tersebut;
- kapan bagian bangunan harus diganti karena rusak atau perkembangan teknologi; atau
- kemampuan tahan lama non fisik (tidak laku lagi, membosankan).
READ MORE - 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 2

10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 1

10 patokan rumah ekologis merupakan prinsip dasar dalam perencanaan rumah sehat yang berkesinambungan serta pembangunan berkelanjutan di daerah tropis. Patokan tersebut didasarkan pada dua seminar dan lokakarya internasional tentang arsitektur ekologis dan lingkungan di daerah tropis pada tahun 2000 dan 2005, serta 25 asas tentang Baubiologie (lihat: Schneider, Anton. Gesünder Wohnen durch biologisches Bauen. Neubeuren 1982).

Dalam rangka menuju masa depan yang terpelihara dan alam lestari, maka planet bumi ini harus dirawat dengan lebih seksama, dan rumah yang dibangun seharusnya ekologis. Kebutuhan atas perkembangan berkelanjutan belum pernah se penting seperti sekarang. Pengaruh perabadan manusia cenderung merusak lingkungan sebagai dasar kehidupannya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, tim dari lembaga pendidikan lingkungan, manusia, dan bangunan menyusun 10 patokan ini sebagai standar rumah ekologis yang sehat.

1. Menciptakan kawasan penghijauan di antara kawasan pembangunan sebagai paru-paru hijau
Kualitas taman dan hutan kota yang luasnya minimal 20% dari wilayah kota, dengan jarak dari perumahan sebaiknya tidak melebihi 300 m, serta utilitas dan banyaknya taman merupakan tujuan pokok tata kota kontemporer. Alun-alun sebagai taman/ hutan kota merupakan ruang beraneka-ragam yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan dalam kota. Letak dan pengaturan penghijauan dalam tata-kota menentukan ciri-khas kota tersebut. Di wilayah kota lama sering terjadi kekurangan lahan hijau seperti jaringan penghubung (biotop interconnection) dengan penghijauan berbentuk bahu jalan yang ditanami dengan pohon peneduh dan semak belukar.

Penghijauan di lingkungan kota akan meningkatkan kualitas kehidupan dalam kota dengan produksi oksigennya yang mendukung kehidupan sehat bagi manusia, mengurangi pencemaran udara, serta meningkatkan kualitas iklim mikro. Air hujan yang turun diserap oleh tanah, dan kemudian menguap kembali, dengan demikian, tanaman ikut mengelola air hujan dan melindungi lereng gunung terhadap tanah longsor.

2. Memilih tapak bangunan yang bebas gangguan geo-biologis
Pengembangan dalam ilmu pengetahuan alam dan ilmu nuklir menghasilkan pengertian baru, bahwa, selain yang bersifat nyata, ada juga yang bersifat mental (imaterial). Planck, Heisenberg, Lovelock, dan peneliti yang lain membuktikan bahwa setiap materi juga mengandung semacam kesadaran. Manusia merupakan penengah di antara akal dan materi, karena ia menjadi satu-satunya makhluk yang memiliki badan material dan kerohanian. Dengan demikian manusia juga selalu mampu berkomunikasi dengan benda-benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancainderanya.

Bumi kita terkelilingi oleh pengaruh gaya yang terbentuk dan teratur secara geometris. Gaya misterius tersebut menjelma menjadi ruang hidup berkisi-kisi yang dapat kita rasakan.

Jaringan garis-garis yang berkisi-kisi ini sangat teratur secara tata jenjang yang berarti garis-garis tersebut berbeda dalam mutu, radiasi, kelompok, dan garis tengahnya sebagai berikut:
- Jaringan Hartmann (ditemukan oleh dr. Ernst Hartman pada tahun 1951)
Jaringan Hartmann Jaringan Curry Jaringan Harmann dan Curry yang saling melingkupi
- Aliran air di bawah tanah membangkitkan medan elektromagnetis karena muatan listrik yang berbeda pada molekul air dan molekul tanah.
- Patahan dan dislokasi geologis adalah dislokasi dalam kerak bumi ke arah horizontal maupun vertikal yang mengakibatkan perubahan radiasi teristis. Biasanya patahan atau dislokasi geologis memiliki radioaktivitas (radiasi _) lebih tinggi. Jika dalam dislokasi geologis tersebut terjadi aliran air maka timbul juga medan elektromagnetis.
- Medan listrik buatan terdapat dimana ada kabel listrik yang disambung dengan pembangkit listrik, tetapi tidak disambung dengan pemakai (lampu dsb.). Medan listrik dapat dibuktikan sampai dengan jarak 18.0 m dari kabel tersebut, walaupun tidak ada listrik yang mengalir, medan listrik masih ada.
- Medan magnetis buatan terjadi sesudah pemakai tersebut disambung (misalnya, lampu menyala). Sekarang listrik mengalir dalam kabel satu dari pembangkit ke arah pemakai dan dalam kabel kedua kembali dari pemakai ke pembangkit. Medan magnetis pada kabel listrik biasa dapat dibuktikan hanya pada jarak sekitar 1.0 m, akan tetapi setiap kumparan dalam peralatan listrik mengakibatkan medan magnetis yang kuat. Listrik yang mengalir mengakibatkan medan magnetis.
- Medan magnetis buatan statis akan timbul dalam hubungan dengan bahan sintetik seperti kain, pelapis lantai vinil, mebel (spring bed) atau korden yang menghasilkan tegangan. Kemudian oleh muatan listrik yang dipisahkan dalam bahan sintetik tersebut maka berakibat ada sentakan listrik pada saat memegang bahan logam seperti pegangan pintu dan sebagainya. Oleh karena akibat konsentrasi ion dalam udara rendah, maka akan berakibat mempengaruhi kesehatan manusia secara negatif.

Guna menghindari pengaruh negatif oleh radiasi technik tersebut di atas, maka di dalam rumah sehat sebaiknya diperhatikan hal-hal berikut:
- sejauh mungkin menggunakan lampu pijar daripada tabung fluoresensi
- semua instalasi listrik dilengkapi tiga kawat (pembawa arus, netral, pembumian)
- menghindari penggunaan spring bed karena per baja dapat menyalurkan medan elektromagnetis kepada orang yang tidur di atasnya
- mencabut steker semua alat listrik pada stopkontak, menghindari keadaan standby
- memilih monitor LCD sebagai layar computer/tv
- menghalangi anak dan remaja menggunakan telefon genggam (hand phone), juga orang dewasa sebaiknya menggunakannya sesedikit mungkin.

3. Menggunakan bahan bangunan alamiah
Perkembangan pembangunan dewasa ini ditandai dengan peningkatan macammacam bahan bangunan dan munculnya bahan bangunan baru. Keadaan tersebut memungkinkan berbagai ragam alternatif pemilihan bahan bangunan guna mengkonstruksikan gedung. Maraknya penemuan bahan bangunan baru juga ditandai dengan kesadaran terhadap ekologi lingkungan dan fisika bangunan.

Ilmu bahan bangunan biasanya menggolongkan bahan bangunan sebagai berikut:
Golongan Bahan bangunan alam anorganik & organik
Bahan bangunan buatan
Bahan bangunan logam

Bahan bangunan alam yang radisional seperti batu alam, kayu, bambu, tanah liat, dan sebagainya tidak mengandung zat kimia yang mengganggu kesehatan. Lain halnya dengan bahan bangunan modern seperti tegel keramik, pipa plastik, cat-cat yang beraneka macam warnanya, perekat, dan sebagainya. Siapa yang mengetahui proses pembuatan dan campuran bahan mentahnya?

Karena klasifikasi bahan bangunan tradisional kurang memperhatikan tingkat teknolgi dan keadaan entropinya, serta pengaruhnya atas ekologi dan kesehatan manusia, maka lebih baik bahan bangunan digolongkan menurut penggunaan bahan mentah dan tingkat transformasinya sebagai berikut.
Klasifikasi bahan secara ekologis
- Bahan bangunan yang dapat dibudidayakan kembali, contoh kayu, bambu, rotan, rumbia, serabut kelapa,ijuk, kulit kayu, kapas, kapok, wol
- Bahan bangunan alam yang dapat digunakan kembali, contoh tanah, tanah liat, lempung, tras, kapur, batu kali, batu alam
- Bahan bangunan buatan yang dapat didaur ulang, contoh limbah, potongan, sampah, ampas, bahan bungkusan (kaleng, botol), mobil bekas
- Bahan bangunan yang mengalami perubahan transformasi sederhana, contoh batu merah, conblock, batako, genting, bis beton, semen, beton tanpa tulangan
- Bahan bangunan yang mengalami beberapa tingkat perubahan transformasi, contoh plastik, damar epoksi, produk petrokimia yang lain
- Bahan bangunan komposit beton bertulang, contoh pelat serat semen, cat kimia, perekat
READ MORE - 10 patokan untuk rumah ekologis sebagai rumah sehat -bagian 1

Dapur yang Sehat dan Praktis

Oleh karenanya, menjadi suatu keharusan bagi sebuah dapur untuk selalu berada dalam keadaan sehat, bersih dan nyaman bagi penghuni dan lingkungan.

Sebuah dapur dengan disain yang baik, tentunya mementingkan unsur kebersihannya dan mempertimbangkan dengan seksama hal-hal di bawah ini:

Munculnya binatang dan serangga
- Sebuah pintu yang bagus serta dilengkapi dengan kawat ram untuk menghindari masuknya serangga dan binatang
- Sebuah lemari penyimpanan yang bersih dari sisa-sisa makanan, terhindar dari tikus, serangga dan pembusukan. Dan juga tutuplah lubang-lubang dan celah-celah yang dapat dijadikan tempat bagi serangga dan hama untuk bersarang
- Talenan (alas potong) seharusnya digantung setelah dibersihkan, tikus suka sekali menjilat talenan, hal ini bisa menyebabkan penyakit bagi manusia!
- Kotak penyimpanan beras dan biji-bijian harus terhindar dari hama dan binatang untuk mengurangi kutu dan pembusukan

Sistem Pengairan
- Pipa untuk air bersih yang mengalir ke dalam dapur terbebas dari kran yang bocor (penghematan air)
- Wastafel yang cukup besar untuk kebutuhan keluarga dilengkapi dengan pipa pembuangan
- Sebuah sistem untuk saluran air limbah, yang mengalir ke sistem pembersih air abu-abu, sehingga dapat memanfaatkan kembali dan mendaur ulang air sebanyak mungkin

Tempat memasak
- Sebuah tempat untuk menyiapkan makanan yang mudah untuk dibersihkan dan juga lebih tinggi dari lantai dapur
- Kompor yang bebas asap. Bila penggunaan gas tidak memungkinkan, sebuah kompor berbahan bakar kayu haruslah dirancang dengan ventilasi. Kompor berbahan bakar kayu dengan disain yang baik dapat menjadi perlengkapan yang baik untuk sebuah dapur, khususnya untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan dari bahan bakar seperti minyak tanah, gas maupun listrik
- Daerah penyimpanan kayu bakar – Kayu yang basah dan masih hijau akan menghasilkan asap yang SANGAT BANYAK
- Letakkan rak gantung untuk panci dan wajan dekat dengan kompor
- Penyekatan dan pencahayaan
- Membuat plafon (penyekat atap)
- Ventilasi atas-bawah dan kipas angin untuk menjaga kesejukan dapur serta mengurangi asap, uap dan bau minyak tanah
- Pencahayaan yang bagus pada siang hari, dengan tersedianya jendela dan genteng kaca
- Lampu yang terang pada malam hari guna melindungi pandangan mata manusia

Desain dapur yang buruk

Desain dapur yang buruk adalah dapur yang tidak sehat tanpa memperhatikan banyak
hal, antara lain:

Penyakit yang disebarkan melalui:
- Hama, serangga atau binatang peliharaan bisa mengkontaminasi makanan melalui tetesan cairan tubuhnya
- Kualitas air dan limbah air yang buruk
- Hama yang berkeliaran merusak peralatan

Masalah-masalah lainnya:
- Kesulitan untuk membersihkan dan rendahnya kebersihan dapur
- Sisa makanan - Yang tidak disimpan dengan baik dan menjadi busuk atau dimakan serangga, hama atau binatang peliharaan
- Masalah pada penglihatan - Terjadi pada orang-orang yang sering memaksa melihat dalam kegelapan
- Penyakit paru-paru - Dikarenakan menghirup asap dan uap racun di dalam sebuah dapur yang sangat buruk ventilasinya
READ MORE - Dapur yang Sehat dan Praktis

Rumah sehat menggunakan bahan-bahan organik

Hidup sehat bisa dimulai dari diri sendiri dan keluarga, dan kembali ke bahan-bahan organik, ungkap Bibong, salah seorang pembicara dalam acara Kampoeng Organik 2004 "Pelatihan Rumah Sehat ala Organik," di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta,tanggal 23 September 2004.

Bibong, seorang ibu rumah tangga yang menerapkan hidup organik, menyampaikan sejumlah tips sederhana bagaimana hidup di rumah yang bebas bahan kimia yang berbahaya dan mahal.

Sebaiknya di rumah menggunakan tempat obat dan tempat makanan yang terbuat dari beling. Jika sudah tidak digunakan lagi tempat makanan/obat itu bisa dijual untuk didaur ulang, demikian salah satu tips Bibong.

Sebaiknya tidak menggunakan bahan dari plastik, PVC (polivinilklorida). Jika terpaksa menggunakan bahan dari plastik pilihlah jenis PP, kata Bibong.

Sisa-sisa makanan yang bersifat organik dijadikan pupuk tanaman di rumah.

Sebenarnya sangat banyak bahan-bahan organik alami yang bermanfaat pengganti produk-produk mengandung bahan kimia, kata Bibong meyakinkan peserta pelatihan. Bahan kimia yang biasa digunakan di dalam makanan, bahan kosmetika, bahan keperluan rumah tangga sampai peralatan masak atau makan.

Ia memberikan contoh formula obat pengusir semut dan kecoa organik sebagai pengganti pestisida rumah tangga yang sudah dicobanya yaitu ¼ liter air ditambahkan 10 ml alkohol 75% dan 20 ml cengkeh. Formula alami ini bila disemprotkan di rumah bisa bertahan mengusir serangga selama satu bulan.

Formula pengganti cairan pembersih lantai sekaligus pengusir nyamuk adalah minyak atsiri atau sereh atau lemon grass dengan perbandingan air:minyak atsiri/sereh/lemon gress = 1:3.

Untuk mengusir nyamuk juga bisa digunakan tanaman zodiak dan lavender pada sudut-sudut ruangan tertentu. Minyak sereh bisa dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan.

Minyak sereh diteteskan di wadah tungku aroma terapi.
Belimbing wuluh tua bisa dimanfaatkan untuk membersihkan lantai kamar mandi.
Belimbing wuluh tua dihancurkan kemudian diletakkan di lantai kamar mandi semalaman. Belimbing wuluh hancur itu akan beraksi memberisihkan lantai kamar
mandi.
READ MORE - Rumah sehat menggunakan bahan-bahan organik

Rumah Sehat, Ventilasi dan Pencahayaan Baik

Rumah yang sehat adalah idaman semua orang. Rumah tak cukup rapid an bersih, tetapi bisa memberi rasa nyaman. Hal itu antara lain dapat diperoleh dengan sirkulasi udara atau ventilasi dan pencahayaan yang baik.

Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah yang berarti kadar karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat.

Fungsi kedua adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri pathogen yang cenderung hidup dan berkembang dalam ruangan dengan dengan tingkat kelembapan tinggi. Dengan sirkulasi yang baik, bakteri akan terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

Rumah yang sehat juga memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam rumah, terutama cahaya matahari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebaban silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.

Cahaya yang terdapat dalam rumah sehat bisa digolongkan menjadi dua, yaitu cahaya alami (cahaya matahari) dan cahaya buatan. Cahaya matahari bisa masuk ke dalam rumah melalui jendela. Jadi jendela juga memegang peran penting dalam hal ini.

Dengan membuat jendela, sebaiknya memperhitungkan sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan. Fungsi jendela di dini di samping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya.

Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding.

Selain kedua hal dasar tadi, ada beberapa faktor pendukung lain yang juga penting untuk menunjang terciptanya rumah sehat. Beberapa faktor tersebut antara lain, faktor lingkungan tempat tinggal yang juga sehat dan kondusif dan faktor tersedianya system pembuangan kotoran, baik sampah, air kotor maupun limbah kamar mandi, yang baik pula. (OCH/ Klasika/ Kompas, 27 Sept. 2008)
READ MORE - Rumah Sehat, Ventilasi dan Pencahayaan Baik